Indonesia Pikirkan Kembali Kontrak Kapal Selam USD900 Juta dengan Korea Selatan

Perencana pertahanan Indonesia telah mengadakan pertemuan untuk membahas anggaran KRW1,162 triliun (USD900 juta) atas pesanan negara untuk batch kedua dari tiga kapal selam diesel-listrik (SSK) dengan Korea Selatan dan sedang mempertimbangkan beberapa opsi untuk program ini, termasuk pemutusan kontrak.

Dilansir dari laman Janes (1/ 4/ 2020), dua sumber terpisah dari Kementerian Pertahanan dan markas besar Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) di Cilangkap telah mengkonfirmasi kepada Jane bahwa di antara hal-hal yang sedang dibahas saat ini termasuk implikasi hukum dan keuangan yang terus berjalan terkait kontrak yang diumumkan pada April 2019.

Indonesia menandatangani kontrak dengan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) untuk tahap kedua dari tiga kapal selam diesel-listrik Tipe 209/ 1400 pada bulan April 2019. Kapal-kapal tersebut akan serupa dengan batch pertama dari tiga kapal yang ditandatangani pada Desember 2011.

Kontrak 2019 ditandatangani dengan dana yang diatur oleh Bank Ekspor-Impor Korea dan dijadwalkan selesai pada 2026.

Di bawah kontrak ini, satu kapal akan dibangun di Surabaya sebagai bagian dari program transfer teknologi. Pengaturan ini mirip dengan yang dilakukan dalam kontrak sebelumnya.

Photo: KRI Nagapasa – 403 (Irawan)

Editor: (D.E.S)

13 tanggapan untuk “Indonesia Pikirkan Kembali Kontrak Kapal Selam USD900 Juta dengan Korea Selatan”

  1. kerjasama dengan korsel nggak ada manfaatnya. Apalagi cuma 1 yg dibuat di surabaya. Lebih baik ganti pabrikan saja

    Suka

  2. Makanya jgn sok sok pake bahasa buatan anak bangsa kalo emang blm mampu…kadang terlalu bombastis ga realistis

    Suka

  3. stop joint venture dgn korsel….baik Kapal selem dan KFX/IFX,,,,buang tenaga,duit, waktu….Mnrut pribadi sya mending ke Turki kembangkan Kapal selam bersama sekelas HDW Dolphin dgn kemampuan selam lebih lama,low noise dan support Cruiser Missile (Krn Turkey kaya mungkin budget riset 70% Turkey dan 30% RI) dan proyek Pespur gen 4.5 Turkey RI ( Mungkin biaya Riset 90% Turkey dan 10% RI) intinya RI cuman modal SDM yg tokcer-tokcer dan niat dari pemerintah saja sbb soal BUDGET Turkey buat Indoneisa kagak jd HAMBATAN spt KorSel yg pelit dan itungan bgt & pastinya kalau itu mungkin terjadi Opah Erdogan pasti gembira riang kegirangan jingkrak-jingkrak sbb beliau pengin bgt kerjsma buat alutsista bersama dgn NKRI…walahualam……

    Suka

    1. Setuju bro…mending Indonesia beli sama Turkey….
      Liat aja tuh kasel beli di korsel…baterainya lemah… Mana gak ada sistem anti torpedo..

      Kalau beli di turkey jaminan halal tanpa terjadi apa apa…

      Contoh saja tank harimau…gk beli banyak banyak baru beli contoh sebiji keluar uang dikit indonesia dapat ilmu banyak

      Suka

Tinggalkan komentar